Ambon, Suaratimurnews.com Diduga penerimaan Caba PK TNI AD Gelombang II Kodam XV/Pattimura tahun 2024 penuh rekayasa.Akibat adanya permainan kotor yang dilakukan oleh panitia, menutup peluang bagi anak-anak daerah untuk bisa menjadi Anggota TNI AD.
Seperti yang dialami oleh Bryan Tuabara salah satu casis yang digugurkan pada tahapan kesehatan yang dilakukan panitia penerimaan melalui RS TK II Prof dr JA Latumeten Ambon.
Hasil pemeriksaan kesehatan yang dikeluarkan Panitia penerimaan (kiri) dan hasil pemeriksaan kesehatan yang dikeluarkan RS Siloam sebagai pembanding (kanan)
Kepada wartawan Kamis (5/12/2024) Diana Putnarubun menjelaskan, dirinya sangat kecewa dengan hasil pemeriksaan kesehatan, mengakibatkan cita,-cita anaknya sejak kecil menjadi kandas
Menurutnya, dari hasil pemeriksaan terhadap anaknya Bryan, dijelaskan terjadi infeksi pada saluran urine sehingga dirinya digugurkan tidak bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya
,*Dia dituduh suka mengkomsi minuman keras tetapi kenyataannya tidak pernah, dan katanya Urine bermasalah,”,ujarnya
Karena tidak puas dengan hasil tes kesehatan tersebut, besoknya Bryan anaknya melakukan tes di RS Siloam Ambon, dan hasil yang diperoleh sangat mengejutkan pihak keluarga
Hasil yang diperoleh berbeda jauh dengan hasil yang didapatkan pada pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pihak media RS dr Latumeten Ambon
Dimana hasil tes yang dilakukan oleh pihak RS Siloam negatif seluruhnya tidak ada tanda-tanda terinfeksi saluran Urine daripada Bryan
,”Setelah diperiksa, bagus semua, langsung dokter telpon ke Beta (Saya) selalu orang tua, mengatakan ibu kecil punya hasil bagus sekali,”tuturnya
Diana menjelaskan, setelah mendapat hasil dari RS Siloam, anaknya didampingi pamannya langsung ke Kesdam untuk mengkonfirmasi hasil yang diperoleh dari RS Siloam dengan hasil dari RST, namun pernyataan dari salah satu dokter disana kalau hasil yang sudah diperoleh tersebut tidak dapat dirubah lagi
,”Dari keterangan Dr Mirna kalau tidak salah, dia bilang walau bagaimanapun itu tidak bisa dirubah karena sudah dikirim ke pusat,”ujarnya kecewa
Ia sangat kecewa dalam jangka waktu satu hari hasil pemeriksaan yang dilakukan di RS Siloam berbeda sangat dengan hasil pemeriksaan di RS Dr Latumeten Ambon
,”Beta selaku orang tua Beta kecewa, karena anak punya semangat sangat luar biasa karena dari kecil dia punya niat jadi TNI, malam mungkin karena katong tidak ada biaya ya,”tuturnya sambil terseduh-seduh menahan tangis
Dirinya kecewa karena anak-anak yang berprestasi dan layak untuk memperoleh kesempatan untuk menjadi Anggota TNI sesuai cita-citanya harus disingkirkan dengan alasan yang tidak benar
Ia menambahkan, pada waktu pelaksanaan Pantoher daerah , kelompok anaknya ditemui Panglima pada saat itu dan ditanyakan kelebihan atau bakat daripada anak-anak tersebut
Dari kelompok itu terdapat lima orang anak yang mempunyai bakat Tinju, beladiri dan beberapa lainnya yang mengangkat tangan saat itu
Sementara Bryan mempunyai kelebihan berbahasa inggris dan pada saat itu sempat diwawancarai oleh Panglima menggunakan bahasa Inggris
,”Setelah itu Panglima tanya identitas Orang tua, dia jawab Bapak Polisi, lalu panglima tanya bapak polisi kenapa mau tes tentara, dia bilang dia punya cita-cita ,”,cerita Diana
Ia menjelaskan hati anaknya sudah besar karena Setelah diwawancarai oleh Panglima, anaknya mengakui dirinya mendapat pujian kalau speak berbahasa inggris anaknya sangat luar biasa
Dengan adanya kejadian ini dirinya sangat kecewa karena anak-anak yang berprestasi harus digagalkan untuk mencapai cita-citanya dengan berbagai alasan yang dibuat-buat
Dirinya berharap agar Panglima Kodam XV/Pattimura dan Panglima TNI mau melihat apa yang dialami anaknya dengan dugaan kecurangan-kecurangan yang sudah dilakukan terhadap anaknya untuk menggapai cita-cita sebagai seorang Anggota TNI pembelajaran Bangsa dan Negara
Sementara itu, sebelum berita dinaikan Kapendam XV/Pattimura coba dikonfirmasi oleh pihak media namun tidak dapat dihubungi sama sekali
Sementara Kasipendam XV Pattimura, Kukuh ketika dihubungi Via Wahtsaap untuk dikonfirmasi terkait adanya dua hasil tes yang berbeda jauh , hanya bisa menyuruh untuk menanyakan langsung ke pihak panitia
Seharusnya sebagai Kasipendam harus bisa memfasilitasi pihak media untuk bertemu dengan panitia tetapi tidak sama sekali
“Maaf pak saya ini cuma bawahan dan tidak membidangi tentang itu, coba ditanyakan ke panitianya mungkin lebih paham ,” Tutur Kukuh dalam chatingannya
Ketika ditanyakan kira-kira siapa yang bisa dihubungi tetapi kukuh sebagai Kasi Pendam mengakui kalau tidak paham malah ironisnya menyuruh media untuk menanyakan kepada keluarga yang memberikan informasi
“Maaf pak saya juga kurang paham bagian panitianya, tanyakan saja kepada orang yang memberi informasi itu, mungkin lebih paham,”ujarnya dalam chatingan
Sampai berita ini dinaikan Kapendam tidak dapat dihubungi , s harusnya sebagai Kasi Pendam Kukuh harus berkoordinasi dengan kapendam, namun terkesan tidak dilakukan sama sekali
Bukan saja pertama kali hal yang sama dilakukan oleh Kasi Pendam, beberapa kali dilakukan bahkan membuat pihak Kodam seperti kebakaran jenggot ketika berita dinaikan
Bahkan kapendam sendiri mengeluarkan statemen agar pemberitaan harus dikonfirmasi terlebih dahulu sebelum dinaikan tetapi konfirmasi tersebut hanya sampai sebatas Kasi Pendam saja.(*)