Herfien Samalehu, ASN ESDM Maluku Berhasil Raih Gelar Doktor

oleh -308 Dilihat

Ambon-Suaratimurnews.com  Satu lagi, Aparatur Sipil Negara (ASN) Lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, Herfien Samalehu, berhasil meraih gelar Doktor di bidang Geologi Ekonomi.

Ia merupakan ASN pada Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Maluku, menjadi salah satu wisudawan Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi mendapat gelar Doktoral yang dipimpin langsung oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, IPU, ASEAN Eng secara daring, Rabu (26/1/2022).

Dr. Herfien Samalehu, ST, M.Eng, memperoleh gelarnya setelah melalui Ujian Promosi Doktor di UGM pada tanggal 8 Oktober 2021.

Herfien dinyatakan lulus dan berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)  3,95.  Pria kelahiran Ambon, Provinsi Maluku, 18 Mei 1981 silam ini, meraih Doktor dan ini kali pertama seorang ASN di Dinas ESDM Provinsi Maluku.

Geologi Ekonomi adalah jurusan selama menempuh pendidikan S3 di UGM, sebelumnya meraih gelar Program S-1 nya di Universitas Hasanuddin Jurusan Geologi dan berhasil lulus pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan S2 di UGM dan lulus tahun 2013 Magister Pengelolaan Sumber Daya Air (MPSA) dan Kembali lagi ke UGM Program S3 dan berhasil meraih gelar Doktor Geologi Ekonomi hari ini, Rabu (26/1/2022).

Usai mengikuti wisuda, Herfien menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi Maluku yang telah memberikan dukungan anggaran melalui beasiswa bagi ASN yang akan melanjutkan Pendidikan.

“Saya bersyukur dengan perhatian Pemerintah Provinsi Maluku, hari ini saya telah meraih gelar Doktor. Ini berarti sumber daya aparatur di lingkup Pemerintah Provinsi Maluku semakin berkualitas,” ungkap Herfien.

Setelah berhasil meraih gelar Doktor, ia pun memiliki keinginan untuk mengembangkan sektor pertambangan, khususnya mineral logam mulia (emas) serta Nikel sebagai komoditas uggulan di Maluku untuk peningkatan PAD. Selain itu, dirinya berkeinginan mendorong adanya eksplorasi Migas pada beberapa cekungan di Maluku yang belum di eksplorasi.

Tak hanya itu, Herfien yang pernah meraih penghargaan Juara 1 Teknisi eksplorasi mineral, Pusdiklat Geologi – Kementerian ESDM, Bandung 2010, berencana secara maksimal mendorong pembentukan Geopark (Taman bumi) Banda dan Seram di Maluku sebagai wisata inovasi unggulan yang diakui secara regional maupun international (UNESCO Global geopark) serta mendorong pengembangan sektor energi terbarukan (energi angin, arus laut dan geothermal) sebagai energi masa depan.

Sebagaiamana diketahui, sebelumnya, dalam sidang disertasi Herfien mengangkat tema judul “Geologi, Karateristik dan Mineralisasi Hidrotermal, Batuan Metamorf Kompleks Tehoru dan Taunusa di Pulau Seram-Indonesia ”suatu studi yang bertujuan untuk mengkaji kontrol geologi mineralisasi hidrotermal, karateristik fluida hidrotermal serta model genetic endapan cinnabar dam emas di Iha dan Luhu dan Tamilouw-Haya”.

Dalam isi disertasinya peraih predikat “Cum Laude” S1 dan S2 ini,  menjelaskan, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kontrol geologi mineralisasi hidrotermal, karakteristik mineralisasi bijih, geokimia dan alterasi hidrotermal, karakteristik fluida hidrotermal serta model genetik endapan cinnabar dan emas di Iha – Luhu dan Tamilouw – Haya”.

“Saya memulai penelitian dengan kegiatan investigasi dilapangan (fieldwork) untuk pengambilan sampel, pemetaan geologi, alterasi dan mineralisasi serta dilanjutkan dengan analisis laboratorium yang meliputi petrografi, sayatan poles, geokimia bijih, geokimia batuan, kimia mineral dan elemental mapping, analisis jenis lempung serta inklusi fluida,” jelas Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Ahli Geologi Indonesia 2020 – 2023 ini.

Dalam penelitiannya, jelas Herfien, ia menemukan mineralisasi di Bukit tembaga, Iha – Luhu terdiri dari cinnabar (±metacinnabar), arsenopirit, stibnit, sfalerit, hematit, minor pirit±pirhotit dengan gangue terdiri dari kuarsa, illit, smektit dan kaolinit. Ia juga mengungkapkan bahwa bijih cinnabar mengandung kelimpahan Zn, Sb, Fe, As, menunjukan kehadiran logam mulia (Au) serta kandungan merkuri (Hg) sangat tinggi mencapai 72,4%.

Dari Analisis inklusi fluida menunjukan bahwa pembentukan cinnabar di Bukit Tembaga antara 261-336o C dengan salinitas berkisar 0,70-4,65 wt.% NaCl.eq. Disisi lain, endapan Tamilouw – Haya dicirikan dengan 3 jenis urat kuarsa/kuarsa±karbonat sebagai pembawa bijih (Ore – bearing fluids) yang sejajar dan memotong perlapisan batuan metamorf.

Berdasarkan karakteristik alterasi, mineralisasi serta fluida hidrotermal, Herfien kemudian menggolongkan endapan cinnabar dan emas di Iha – luhu dan Tamilouw – Haya sebagai endapan epigenetik pada zona epizonal – mesozonal selama orogenesa Seram (3,4 – 16 Juta tahun yang lalu).

“Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan, ini sebagai tonggak awal penemuan emas dalam batuan metamorf di pulau Seram yang nantinya perlu dikembangkan dengan penelitian berkelanjutan yang lebih detail. Saya berharap dengan penelitian ini kedepan dapat menjadi investasi masa depan yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan Asli Daerah di Maluku,” tandas Herfien (*)