Namrole,-Suaratimurnews.com Sebagai umat yang beriman dalam suasana kebahagiaan, saya mengajak kita semua untuk mempersembahkan puji syukur Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena dalam kasihnya pemperkenankan kita dapat berkumpul di tempat ini untuk acara HUT Gedung Gereja Sidang Jemaat Allah Jemaat Filadelfia Labuang Ke-X,”
Bupati Buru Selatan (Bursel),Hj Safitri Malik Soulisa Dalam Sambutan Mengatakan, atas nama pribadi dan pemerintah daerah kabupaten Buru Selatan mengucapkan kepada jemaat Gereja Sidang. Jumat Allah (GSJA) jemaat Filadelfia Labuang yang merayakan HUT Gedung Gereja yang ke-X.
“Ada harapan, ada doa persekutuan jemaat bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan segala sesuatu untuk mendatangkan segala kebaikan bagi kita semua yang mengasihiNya,” pungkas Bupati lagi.
Ujar Bupati, bahtera pelayanan GSJA di bumi “Fuka Bipolo” akan terus berlayar di samudera kesaksian karena keteguhan iman Iman.
Dikatakan, momentum perayaan HUT Gedung Gereja ini bertujuan untuk umat merenung kembali jerih juang untuk merintis jemaat Labuang, dan membangun gedung gereja yang representatif, agar jemaat dapat beribadah dengan baik.
Ditengah kompleksitas masalah yang saat ini kita hadapi ditengah bangsa, pesan saya satu hal yang menjadi modal dan harapan, “adalah hidup dalam kerukunan antar umat beragama,” harap Safitri.
“Hidup piara hidup” kata Bupati adalah ungkapan orang bijak di bumi Maluku.
Hal itu kata Bupati, dapat diterjemahkan sebagai “kai wait” atau hidup adik kaka.
“Satu gandong yang mendorong yang mendorong kita untuk hidup dalam kasih dan menjadi pembawa damai sejahtera di tengah gereja dan masyarakat seperti pola hidup jemaat mula-mula,” ujar Safitri.
Dikatakan, saat ini semua orang termasuk Jemaat Filadelfia Labuang dituntut untuk memiliki strategis pengembangan sumber daya jemaat.
“Dan kerena itu para pelayan harus mampu bersinergi dengan pemerintah daerah kabupaten Buru Selatan dan terlibat langsung dalam seluruh ritme pembangunan,” harap Safitri.
Masih Safitri mengatakan, bekerja sama dalam pemberdayaan, menghapus kekerasan dalam rumah tangga, menanggulangi kemiskinan serta memberikan ruang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
“Dalam pelayanan gereja kita kenal istilah kemitraan antara laki-laki dan perempuan,” ucapnya.
Hal itu kata Bupati Safitri semata-mata bertujuan untuk melahirkan keseimbangan dan terciptanya kesejahteraan serta kemandirian umat. (AK)