Namrole, -Suaratimurnews.com Pelaksanaan program 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Buru Selatan Safitri Malik Soulisa dan Gerson Eliezer Selsily -SMS-GES- di Kecamatan Namrole. Bupati dan Wakil Bupati meminta pada Camat dan para Kades agar ada rasa Simpati kepada masyarakat.
Diketahui, melaksanakan 100 hari kerja di Kecamatan Namrole, Bupati dan Wakil Bupati menyerahkan bantuan pemberdayaan dan bantuan kepada beberapa sekolah dan Desa di kecamatan Namrole.
Program 100 hari kerja SMS-GES di Kecamatan Namrole dengan agenda, gelar apel pagi dipimpin oleh Bupati.
Namun agenda ini tak dapat dilaksanakan karena faktor cuaca hujan yang tak kunjung berhenti.
Selain apel pagi, ada dialog antara Bupati dan Wakil Bupati dengan para Kepala Desa se-Kecamatan Namrole, mengunjungi pasar Kai Wait Namrole dan berdialog dengan pedagang dan memantau tempat-tempat hiburan serta agenda dialog Ketua TP PKK Kabupaten Buru Selatan ibu Cornelia Selsily dengan PKK Kecamatan Namrole, Kamis (23/9).
Agenda 100 hari kerja tersebut diawali dengan pelaksanaan vaksin yang diawasi oleh ketua TP PKK Kabupaten Buru Selatan istri wakil bupati ibu Cornelia Selsily, berlangsung di Kantor Kecamatan Namrole.
Bupati dalam arahannya mengatakan, iklim di Buru Selatan ini sangat ekstrim, curah hujan sangat tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Maluku.
“Walaupun dalam cuaca ekstrem (hujan), di beberapa kecamatan terjadi banjir dan longsor. Kalau mau menjadi orang Buru Selatan harus menikmati cuaca ekstrem yang setiap tahun kita alami di daerah ini,” ujar Bupati.
Bupati mengatakan, setiap musim hujan desa Elfule selalu berlangganan banjir.
“Kalau seperti ini, sebaai pejabat (Bupati dan Wakil Bupati) tidak bisa tidur karena memiliki tanggung jawab. Hujan lebat, sebagai manusia ikhtiar, kuatir, mungkin masyarakat tidak bisa tidur. Kita harus punya rasa peduli,” ujar Bupati.
Dikatakan, seorang Camat dan kepala desa harus ada punya rasa empati kepada masyarakat. Kata Bupati, jika tidak tidak ada rasa empati, tidak ada rasa perduli kepada masyarakat jangan memilih mereka.
“Namrole adalah kota Kabupaten. Para kepala desa tinggal di kota tapi tidak seperti orang kota. Banjir dalam desa saja harus lapor ke Bupati, kalau kepala desa bikin apa saja” ujar Bupati.
Dikatakan, jika kepala desa tidak perduli dengan kondisi desa dan hanya memikirkan dana desa, kedepannya anggaran itu (dana desa) dipending saja, atau diberikan setengah saja.
“Ada, dana desa baru cair di bank, bayar utang di karaoke (cafe). Mau, saya baca nama-nama yang punya utang di karaoke di sini,” ujar Bupati disambut para ibu-ibu mau.
Bupati juga meminta kepada camat dan para kepala desa dapat menjaga kebersihan dalam desa agar kota Namrole terlihat indah.
Usai memberikan arahan di kantor kecamatan, Bupati, wakil bupati didampingi sekda, camat, para kades dan para pimpinan OPD kunjungi pasar Kai Wait dan melakukan dialog dengan pedagang.
Dalam dialog itu, para pedagang meminta kelayakan tempat berjualan dan keamanan di pasar. Dan permintaan tersebut direspon oleh Bupati dan Wakil Bupati akan menempatkan Pol.Pp.
“Kita akan tempatkan Pedagang dari masyarakat adat di lokasi pasar moderen. Mereka (masyarakat adat) kita bebaskan dari tagihan restrukturisasi,” jelas Bupati.
Usai pertemuan bersama pedagang, bupati dan wakil bupati tinjau tempat-tempat hiburan mengecek perizinan tempat usaha dan pajak usaha.
Diketahui, menghadiri progr 100 hari kerja di Kecamatan Namrole, Bupati dan Wakil Bupati, Sekda, pimpinan DPRD dan anggota DPRD, pimpinan TNI-POLRI, Camat Namrole, para kades se-Kecamatan Namrole, pimpinan OPD lingkup Pemkab Bursel, tokoh adat dan agama, tokoh pemuda dan perempuan.(AK)